5.000 Wisatawan Banjiri Nepal Van Java Selama Libur Nataru

Gunung Sumbing
MAGELANG, anewsidmedia.com – Kabupaten Magelang menawarkan objek wisata alam yang memikat, dengan udara kaya oksigen yang membuatnya menjadi pilihan menarik bagi wisatawan. Salah satu objek wisata yang populer di wilayah itu adalah Nepal Van Java, yang terletak di kaki Gunung Sumbing, Kecamatan Kaliangkrik.
Lilik Setiyawan, pengelola wisata Nepal Van Java, menyatakan bahwa pada libur Tahun Baru 2025, tempat ini dikunjungi sekitar 5.000 wisatawan, dengan tiket masuk sebesar Rp 10.000 per orang. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati atraksi kesenian lokal dari Dusun Butuh. “Hampir rata-rata 5.000 kunjungan wisatawan per bulan,” jelas Lilik.
Nepal Van Java berada di ketinggian sekitar 1.700 mdpl, tepatnya di Dusun Butuh, Desa Temanggung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kawasan ini menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan, dengan perumahan penduduk yang berundak, serta udara yang sangat sejuk.
Udara segar yang kaya oksigen alami semakin terasa saat kabut turun dan menyelimuti kawasan lereng gunung, yang terasering dengan tanaman sayuran. Suasana sejuk dan nyaman membuat tempat ini semakin menarik untuk dikunjungi.
Setiap hari libur, pengelola menawarkan berbagai paket wisata menarik. Khusus untuk wisatawan yang datang pada hari Jumat, tiket masuk digunakan untuk kegiatan sosial, seperti menyantuni anak yatim piatu dan kaum dhuafa. “Ini adalah bagian dari program sosial kami,” kata Lilik yang juga menjabat sebagai kepala Dusun Butuh.
Perjalanan menuju Nepal Van Java juga memberikan pengalaman tersendiri. wisatawan akan melewati jalanan berkelok dan tanjakan yang menakjubkan, dengan pemandangan hamparan hijau dari tanaman sayuran yang ditanam oleh warga setempat. Sesampainya di lokasi, pengunjung akan disuguhi panorama alam yang memukau.
Selain menikmati pemandangan, wisatawan juga dapat melakukan aktivitas seru, seperti memetik sayuran atau menjelajahi kampung dengan menggunakan sepeda motor sewaan (ojek). Layanan keliling dengan ojek ini memberikan sensasi tersendiri, memungkinkan wisatawan untuk menikmati keindahan alam ekowisata dan kebun sayur di Nepal Van Java sambil menghirup udara segar.
Rizal, seorang pemandu wisata sekaligus pengemudi ojek, menjelaskan bahwa ada 139 ojek yang beroperasi setiap hari untuk mengantar wisatawan keliling kawasan wisata. Tarifnya cukup terjangkau, yakni antara Rp 35.000 hingga Rp 100.000 per orang, tergantung rute yang diambil.
“Untuk melihat perkampungan berundak di Nepal Van Java, tarifnya Rp 35.000 per orang. Namun, jika menuju Negeri Sayur Sukomakmur, tarifnya Rp 100.000 karena jaraknya lebih jauh,” kata Rizal.
Paguyuban ojek di Nepal Van Java, yang dibentuk pada tahun 2020 oleh desa, membantu mengatur dan meratakan distribusi pekerjaan. Setiap pengemudi ojek mendapatkan giliran berdasarkan nomor urut atau voucher di loket pintu masuk, dan sistem pembayarannya pun dilakukan dengan cara yang teratur, sehingga tidak terjadi persaingan antar pengemudi.
“Setiap hari, saya hampir selalu mendapatkan pekerjaan mengantar wisatawan. Di hari biasa, saya mengantar satu atau dua kali, tetapi saat libur, terutama pada Nataru dan Lebaran, bisa empat kali,” ujar Rizal.
Paguyuban ojek ini tidak hanya membantu mengorganisir kegiatan wisata, tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi warga setempat dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Selain menjadi petani, warga kini juga dapat memperoleh penghasilan tambahan dari industri pariwisata.
“Anggota kami tercatat sebanyak 129 orang, dan setiap kali pengunjung menukarkan voucher, kami mendapat Rp 30.000, setelah dipotong Rp 5.000 untuk kas paguyuban,” jelas Rizal. [RA]