5 Tips Literasi Digital di Era Digital

sumber: unsplash.com
Bijak Konsumsi Media Online dan Informasi Digital
Di era digital seperti sekarang, arus informasi digital mengalir deras melalui media online dan media massa. Namun, tidak semua konten bisa dipercaya. Literasi digital menjadi kunci agar kita tidak terjebak hoaks atau misinformasi. Berikut 5 tips praktis berdasarkan panduan dari ahli dan media nasional terpercaya.
1. Verifikasi Sumber Sebelum Share
-
Media online yang kredibel biasanya mencantumkan nama penulis, data pendukung, dan referensi jelas.
-
Cek domain situs: Hindari situs abal-abal (misal: beritaviral.click).
-
Gunakan tools seperti Google Fact Check Explorer untuk memverifikasi klaim.
2. Waspada Judul Provokatif
-
Banyak hoaks di era digital menggunakan judul sensasional (“Viral!”, “Geger!”) untuk memancing emosi.
-
Tip: Baca keseluruhan artikel, jangan hanya judul. Media profesional seperti Detik atau Kompas jarang pakai judul clickbait.
Video Pendukung:
3. Manfaatkan Fitur Pelaporan Konten
-
Platform media online (Facebook, Twitter, Instagram) punya fitur “lapor” untuk konten menyesatkan. Hal ini menguatkan peran media online untuk melawan hoaks.
-
Ajarkan keluarga/lansia cara memblokir akun penyebar hoaks. Sebagai peran Anda memperkuat literasi digital di era digital ini.
4. Ikuti Akun Media Massa Resmi
-
Lebih baik ikuti media massa mainstream (seperti Metro TV, Antara) daripada akun anonim.
-
Contoh: Cek tagar #BijakBersosial di Twitter untuk kampanye literasi digital.
5. Diskusikan dengan Orang Terdekat
-
Ajarkan anak/orang tua cara membedakan informasi digital yang valid dan palsu. Hal ini akan menjadi edukasi literasi digital bagi anak.
-
Diskusikan berita kontroversial, melalui media online keluarga, bersama untuk melatih critical thinking.
Kesimpulan
Di tengah banjir informasi digital, literasi adalah tameng terbaik. Dengan memilih media massa dan media online yang kredibel, kita bisa jadi konsumen yang cerdas di era digital.